Bagi seseorang yang sudah lama menjalankan bisnis, istilah omset penjualan dan profit tentu sudah tidak asing lag. Namun, masih banyak pemilik bisnis yang salah kaprah mengenai perbedaan keduanya. Padahal, kedua istilah ini memiliki perbedaan yang sangat mendasar dan mempengaruhi kesehatan keuangan bisnis secara keseluruhan.Â
Salah satu alasannya adalah kedua istilah ini memiliki konsep yang serupa dan sering pemilik bisnis gunakan secara bergantian. Hal ini yang menyebabkan kedua istilah ini sangat sering membuat banyak orang kebingungan. Namun, pemahaman yang jelas mengenai perbedaan antara keduanya sangat penting bagi para pemilik bisnis agar dapat mengelola keuangan dengan lebih baik dan meningkatkan kinerja bisnis secara keseluruhan. Oleh karena itu, simak artikel ini untuk mengetahui secara lengkap mengenai keduanya.
Pengertian Omset Penjualan
Omset penjualan adalah jumlah uang yang bisnis peroleh dari hasil barang atau jasa yang terjual selama periode waktu tertentu. Dalam dunia bisnis, omset atau laba sangat penting karena hal ini merupakan salah satu indikator keberhasilan usaha. Semakin tinggi laba penjualan, semakin besar pula potensi keuntungan yang bisa perusahaan dapatkan.
Selanjutnya, laba penjualan dapat perusahaan hitung berdasarkan total penjualan selama periode waktu tertentu. Penjualan tersebut dapat berupa barang atau jasa dan tergantung pula pada jenis bisnis yang dijalankan. laba penjualan dapat dihitung secara harian, mingguan, bulanan, atau tahunan, karena kondisi ini tergantung pada kebutuhan dan strategi perusahaan.
Baca juga: Rekomendasi Aplikasi Catatan Penjualan Terbaik
Fungsi Omset Penjualan bagi Bisnis
Laba penjualan menjadi hal yang sangat penting bagi setiap bisnis, baik bisnis kecil maupun besar. Dalam mengelola sebuah bisnis, laba penjualan dapat menjadi tolak ukur keberhasilan suatu bisnis dalam memasarkan produk atau jasa yang perusahaan tawarkan. Berikut beberapa fungsi omset penjualan bagi bisnis:Â
1. Memperlihatkan seberapa besar potensi bisnis Anda
Omset penjualan merupakan ukuran seberapa besar potensi bisnis Anda dalam hal jumlah penjualan. Berdasarkan laporan keuangan, laba penjualan biasanya tercatat sebagai penerimaan dari penjualan barang atau jasa selama periode tertentu. Dengan mengetahui seberapa besarnya laba penjualan, Anda dapat menilai sejauh mana bisnis Anda tumbuh dan berkembang.
2. Menjadi acuan dalam membuat keputusan bisnis
Selanjutnya, laba penjualan juga menjadi acuan dalam membuat keputusan bisnis. Misalnya, laporan hasil penjualan produk dapat menentukan harga produk atau jasa, mengalokasikan anggaran pemasaran, dan menentukan strategi bisnis selanjutnya. Dengan hal tersebut, Anda dapat mengidentifikasi area yang potensial untuk meningkatkan keuntungan, serta menentukan strategi yang efektif untuk mencapai tujuan bisnis.
3. Menjadi tolak ukur pembanding dengan kompetitor
Fungsi omset penjualan lainnya, yaitu dapat menjadi tolak ukur untuk membandingkan bisnis Anda dengan kompetitor di industri yang sama. Dengan mengetahui laba penjualan kompetitor, Anda dapat mengevaluasi kinerja bisnis Anda dan menentukan apakah perlu meningkatkan penjualan atau tidak. Hal ini juga dapat membantu Anda dalam menentukan strategi yang efektif untuk meningkatkan pangsa pasar.
Perbedaan Omset Penjualan dengan Profit
Omset penjualan dan profit adalah dua konsep yang penting dalam bisnis. Meskipun terkait erat, kedua istilah ini memiliki perbedaan yang signifikan. Memahami perbedaan ini dapat membantu bisnis dalam mengambil keputusan yang tepat dan mengelola keuangan dengan lebih efektif. Berikut adalah beberapa perbedaan antara omset penjualan dengan profit pada bisnis:
1. Biaya operasional
Omset penjualan adalah jumlah total pendapatan dari semua penjualan yang bisnis lakukan dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan, profit adalah selisih antara pendapatan dan biaya operasional. Biaya operasional mencakup semua biaya yang bisnis keluarkan dalam menghasilkan pendapatan, seperti biaya produksi, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead.
2. Perhitungan
Umumnya, omset penjualan dapat dihitung dengan cara menjumlahkan semua penjualan yang bisnis lakukan dalam periode waktu tertentu. Sementara, profit dapat Anda hitung dengan mengurangi semua biaya operasional dari pendapatan. Dalam hal ini, profit lebih akurat memberikan gambaran tentang keberhasilan bisnis dalam memperoleh keuntungan.
3. Tujuan
Tujuan dari menghitung laba penjualan adalah untuk mengukur seberapa besar bisnis melakukan penjualan. Sementara itu, tujuan dari menghitung profit adalah untuk mengetahui seberapa efektif bisnis dalam mengelola biaya operasional untuk menghasilkan keuntungan. Hal ini yang menyebabkan profit menjadi lebih penting secara jangka panjang jika dibandingkan dengan laba penjualan karena memberikan informasi tentang keuntungan bersih bisnis.
Cara Meningkatkan Omset Penjualan
Meningkatkan omset penjualan adalah hal yang sangat penting bagi setiap pemilik bisnis. Namun, terkadang sulit untuk mengetahui cara yang tepat untuk meningkatkan laba tersebut. Banyak pemilik bisnis yang mengalami kesulitan dalam meningkatkan laba penjualan mereka dan akhirnya merugi. Berikut beberapa cara efektif dalam meningkatkan laba omset penjualan bisnis Anda:
1. Menentukan arah tujuan bisnis
Sebelum meningkatkan laba penjualan, penting bagi bisnis untuk menentukan arah tujuan bisnis terlebih dahulu. Hal ini dapat membantu bisnis untuk menentukan strategi yang tepat dalam meningkatkan laba penjualan. Misalnya, apakah bisnis ingin fokus pada pengembangan produk baru atau memperluas pasar. Dengan menentukan tujuan yang jelas, bisnis dapat lebih mudah untuk mengambil keputusan dan mengarahkan usahanya.
2. Meningkatkan kualitas dan inovasi
Dengan adanya peningkatan kualitas dan inovasi produk atau layanan, hal ini dapat menjadi langkah penting dalam meningkatkan laba penjualan. Hal tersebut karena pelanggan akan lebih tertarik dan merasa puas jika produk atau layanan yang bisnis berikan berkualitas tinggi dan memiliki nilai tambah yang berbeda dengan pesaing. Maka, pemilik bisnis perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas produk atau layanannya dengan berinovasi ke arah yang lebih baik.
3. Mengidentifikasi preferensi konsumen
Bisnis perlu memahami apa yang banyak konsumen inginkan dan bagaimana cara untuk memenuhi kebutuhan mereka. Misalnya, dengan memperhatikan tren pasar, perilaku konsumen, atau feedback dari konsumen. Dengan memahami preferensi konsumen, bisnis dapat lebih mudah mengambil keputusan dalam memasarkan produk atau layanan yang tepat.
4. Memperluas sasaran pasar
Dalam hal ini, bisnis dapat mempertimbangkan untuk memasarkan produk atau layanan ke pasar yang lebih luas atau bahkan mengeksplorasi target pasar yang baru. Cara tersebut dapat berguna untuk meraih calon konsumen yang lebih luas dan meningkatkan branding bisnis Anda. Hal ini dapat Anda lakukan melalui strategi pemasaran yang tepat, seperti iklan atau promosi yang lebih luas.
5. Memberikan pelayanan terbaik
Pelanggan akan merasa lebih puas dan cenderung untuk kembali membeli produk atau layanan jika mereka mendapatkan pelayanan yang baik. Oleh karena itu, pemilik bisnis perlu meningkatkan kemampuan pegawainya dengan cara mengevaluasi setiap minggunya dan memberikan pelatihan agar pegawai tersebut dapat menerapkan hal-hal yang sudah diajarkan..
6. Menawarkan strategi promo yang menarik
Penawaran promo dapat Anda lakukan adalah memberikan diskon, hadiah, atau jenis promo menarik lainnya. Dalam hal ini, bisnis perlu memperhatikan strategi promo yang tepat, sehingga pemilik bisnis dapat menarik minat konsumen dan meningkatkan penjualan. Dengan begitu, Anda dapat mempertahankan pelanggan lama sekaligus dapat menarik calon-calon pelanggan baru.
Cara Menghitung Omset PenjualanÂ
Terdapat beberapa cara dalam menghitung laba penjualan, tergantung pada sumber data yang tersedia dan kebutuhan bisnis. Berikut adalah salah satu contoh perhitungan laba penjualan untuk bisnis retail:
Misalnya, sebuah toko pakaian memiliki stok penjualan sebanyak 100 unit pakaian dengan harga rata-rata Rp200.000 per unit pada bulan Januari. Maka, omset penjualan pada bulan Januari dapat dihitung sebagai berikut:
Perhitungan Omset penjualan = jumlah unit penjualan x harga rata-rata per unit
Omset penjualan = 100 unit x Rp200.000
Omset penjualan = Rp20.000.000
Jadi, omset toko pakaian pada bulan Januari adalah sebesar Rp20.000.000. Tentunya, perhitungan ini bisa dapat Anda sesuaikan dengan jenis bisnis dan kondisi keuangan perusahaan.
Kesimpulan
Dalam bisnis, omset penjualan dan profit adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan karena hal ini dapat mengukur kinerja bisnis. Kedua hal tersebut memiliki perbedaan yang jelas dan harus pemilik bisnis pahami. Dengan melakukan hal-hal di atas, diharapkan bisnis dapat meningkatkan laba penjualan dan pada akhirnya meningkatkan profit yang akan bisnis hasilkan.
Maka dari itu, untuk memudahkan perhitungan omset penjualan dan profit, Anda dapat menggunakan software akuntansi. Terdapat salah satu jenis software yang tersedia, seperti sistem akuntansi dari EQUIP. Software ini memiliki berbagai fitur yang lengkap, seperti pencatatan transaksi, perhitungan omset penjualan dan profit, hingga laporan keuangan yang lengkap dan akurat. Dengan begitu, pemilik bisnis dapat lebih mudah dalam memantau keuangan bisnisnya dan mengambil keputusan yang tepat.