Apakah Anda merasa bisnis Anda sudah menguntungkan? Bagaimana cara mengetahui apakah bisnis Anda sudah mencapai titik impas atau justru merugi? Jawabannya ada pada pengetahuan cara menghitung BEP (Break Even Point) yang tepat dan akurat.
BEP merupakan titik impas antara pendapatan dan biaya yang membantu perusahaan membuat strategi penjualan. Analisis ini memberikan gambaran jelas tentang berapa banyak unit yang harus terjual agar perusahaan tidak merugi.
Sehingga dengan memahami BEP akan sangat membantu perusahaan dalam pengambilan keputusan strategis dalam pengelolaan keuangan.Â
Melalui artikel ini, Anda akan mendapatkan pemahaman tentang pengertian, konsep, manfaat, komponen, rumus hingga cara menghitung BEP. Dengan memahami langkah-langkahnya, Anda bisa mengoptimalkan keuntungan dan meminimalkan risiko kerugian bisnis Anda.
Pengertian Break Even Point (BEP)
Break Even Point (BEP) adalah titik impas di mana total pendapatan perusahaan sama dengan total biaya yang dikeluarkan, sehingga tidak terjadi keuntungan maupun kerugian. Dengan kata lain total keuntungan dan kerugian perusahaan berada di titik nol.
Kondisi BEP terjadi apabila jumlah pendapatan dari operasional perusahaan sudah bisa menutup total biaya produksi, baik biaya tetap maupun variabel. Hal ini lah yang menjadi pencapaian pertama sebuah bisnis sebelum fokus mencapai nilai untung.
BEP memiliki signifikansi penting dalam menilai stabilitas keuangan perusahaan. Dengan mengetahui titik impas, manajemen dapat mengantisipasi perubahan pasar dan fluktuasi biaya operasional.Â
Dalam konteks ini, pemahaman yang baik mengenai strategi penetapan harga sangat penting, karena harga jual yang ditetapkan akan mempengaruhi pendapatan dan secara langsung berdampak pada pencapaian BEP.
Konsep Break Even Point (BEP)
Dalam buku karya Susan Irawati, konsep BEP mendasari enam asumsi dasar dalam berbisnis, seperti:
- Biaya yang terjadi dalam suatu perusahaan digolongkan ke dalam dua jenis biaya yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost).
- Biaya variabel secara total berubah sesuai dengan perubahan volume, sedangkan biaya tetap tidak mengalami perubahan secara total.
- Jumlah biaya tetap tidak berubah walaupun terdapat perubahan kegiatan, sedangkan biaya tetap per unit akan berubah-ubah.Â
- Harga jual per unit konstan selama periode di analisis.Â
- Jumlah produk yang diproduksi dianggap selalu habis terjual.
- Perusahaan menjual dan membuat satu jenis produk, apabila lebih daripada satu, maka hasil saldo hasil jual setiap produk tetap sama.
Manfaat Break Even Point (BEP)
Memahami Break Even Point (BEP) tidak hanya membantu bisnis dalam menghitung titik impas, tetapi juga memberikan wawasan yang lebih dalam tentang kinerja finansial. Berikut beberapa manfaat yang bisa Anda peroleh melalui cara menghitung BEP yang tepat:
1. Menentukan titik impas
BEP membantu perusahaan mengetahui jumlah minimum penjualan yang diperlukan untuk menutup biaya operasional. Dengan mengetahui titik impas, bisnis bisa menghindari kerugian. Ini juga membantu dalam menetapkan target penjualan yang realistis.
2. Pengambilan keputusan strategis
Informasi dari BEP berguna untuk mengevaluasi berbagai skenario bisnis, seperti penentuan harga jual atau keputusan menambah kapasitas produksi. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk merumuskan strategi yang lebih efektif dalam meningkatkan profitabilitas.
3. Evaluasi risiko bisnis
BEP membantu menilai risiko dengan menunjukkan seberapa besar penurunan penjualan yang dapat ditoleransi sebelum mengalami kerugian. Dengan ini, perusahaan bisa lebih siap menghadapi fluktuasi pasar dan mengoptimalkan manajemen keuangan.
4. Perencanaan anggaran yang lebih akurat
Mengetahui BEP memungkinkan perusahaan untuk merencanakan anggaran dengan lebih tepat. Perusahaan dapat menentukan biaya operasional dan volume penjualan yang diperlukan untuk mencapai laba yang diinginkan, sehingga perencanaan keuangan menjadi lebih efisien.
5. Mendukung perencanaan pertumbuhan bisnis
Dengan memahami BEP, perusahaan dapat merencanakan ekspansi secara lebih bijak, seperti mengetahui kapan waktu yang tepat untuk memperluas pasar. Ini membantu dalam mengoptimalkan investasi dan meminimalkan risiko kerugian.
Dengan memanfaatkan aplikasi pembukuan, bisnis dapat mencatat semua data penjualan dan biaya secara real-time, mempermudah perhitungan BEP, dan mempercepat proses analisis keuangan untuk pengambilan keputusan strategis.
Faktor untuk Meningkatkan Break Even Point
Untuk mencapai Break Even Point (BEP) yang optimal, perusahaan perlu memahami berbagai faktor yang mempengaruhi perhitungannya. Lalu, apa saja faktor yang dapat mempengaruhi peningkatan BEP? Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Kenaikan biaya variabel
Biaya variabel berubah seiring dengan volume produksi, seperti biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung. Jika harga bahan baku naik atau terjadi peningkatan upah tenaga kerja, biaya variabel per unit akan meningkat.Â
Hal ini menyebabkan margin kontribusi per unit menurun, sehingga perusahaan harus menjual lebih banyak unit untuk mencapai BEP. Pengendalian biaya variabel melalui negosiasi harga bahan baku atau peningkatan efisiensi produksi dapat membantu menjaga BEP tetap rendah.
2. Kenaikan volume penjualan
Kenaikan volume penjualan bisa mempengaruhi BEP tergantung pada strategi harga yang digunakan. Jika kenaikan volume dicapai dengan diskon besar-besaran, margin kontribusi menurun. Akibatnya, perusahaan perlu menjual lebih banyak untuk mencapai BEP.
Namun, jika volume penjualan naik tanpa menurunkan harga jual, perusahaan bisa mencapai BEP lebih cepat. Strategi ini meningkatkan profitabilitas secara efektif. Oleh karena itu, penting merancang promosi yang menarik tanpa mengorbankan margin keuntungan.
3. Perbaikan mesin atau pergantian
Investasi dalam perbaikan atau penggantian mesin dapat mempengaruhi biaya tetap perusahaan. Jika perbaikan meningkatkan efisiensi produksi, biaya per unit menurun. Akibatnya, BEP juga menurun, dan perusahaan bisa mencapai profit lebih cepat.
Namun, jika biaya perbaikan atau penggantian mesin tinggi, biaya tetap akan meningkat. Hal ini menyebabkan BEP naik, karena perusahaan perlu menjual lebih banyak unit. Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan biaya dan manfaat sebelum melakukan investasi ini.
Karena faktor-faktor tersebut, banyak perusahaan menggunakan software akuntansi untuk nge-track profit dan expenses mereka serta BEP.
Komponen Perhitungan Break Even Point
Untuk menghitung BEP dengan tepat, penting untuk memahami komponen-komponen yang ada didalamnya. Setiap komponen memiliki peran krusial dalam menentukan titik impas perusahaan. Berikut adalah komponen utama dalam perhitungan BEP:
1. Biaya tetap (fixed cost)
Biaya tetap adalah pengeluaran yang tidak berubah meskipun volume produksi atau penjualan berubah. Contohnya termasuk sewa gedung, gaji karyawan tetap, dan biaya asuransi. Biaya tetap tetap harus dibayar terlepas dari berapa banyak unit yang terjual.
Dalam perhitungan BEP, biaya tetap menjadi komponen utama yang harus ditutupi terlebih dahulu. Oleh karena itu, perusahaan harus cermat dalam mengelola biaya tetap agar tidak membebani keuangan. Mengurangi biaya tetap dapat membantu menurunkan BEP.
2. Biaya variabel (variable cost)
Biaya variabel berubah sesuai dengan volume produksi atau penjualan. Contohnya adalah biaya bahan baku dan tenaga kerja langsung. Semakin banyak unit yang diproduksi, semakin tinggi biaya variabel yang dikeluarkan.
Biaya ini mempengaruhi margin kontribusi per unit, sehingga perusahaan perlu mengontrol biaya variabel agar margin tetap optimal. Salah satunya dengan strategi efisiensi produksi yang dapat membantu menekan biaya variabel.
3. Harga jual (selling price)
Harga jual merupakan jumlah uang yang diterima perusahaan dari setiap unit yang terjual, dimana harga jual yang tepat sangat mempengaruhi pendapatan dan margin kontribusi per-unit. Oleh karena itu, penetapan harga harus mempertimbangkan biaya dan daya beli konsumen.
Pada hal ini, harga jual digunakan untuk menghitung total pendapatan. Jika harga jual meningkat, BEP akan menurun karena margin per unit lebih besar. Sebaliknya, penurunan harga jual dapat meningkatkan BEP.
4. Pendapat (revenue)
Pendapatan berasal dari total uang yang diperoleh dari penjualan produk atau jasa. Pendapatan dihitung dengan mengalikan harga jual per unit dengan jumlah unit yang terjual. Pendapatan yang tinggi membantu perusahaan mencapai BEP lebih cepat.
Dimana pendapatan harus cukup untuk menutupi biaya tetap dan variabel. Jika pendapatan lebih rendah dari total biaya, perusahaan mengalami kerugian. Strategi pemasaran yang efektif dan menarik diperlukan untuk meningkatkan pendapatan.
5. Laba (profit)
Selisih antara total pendapatan dan total biaya, termasuk biaya tetap dan variabel disebut laba. Dalam konteks BEP, laba adalah hasil setelah titik impas tercapai. Setelah mencapai BEP, setiap unit yang terjual akan memberikan laba bagi perusahaan.
Memahami laba membantu perusahaan merencanakan pertumbuhan dan ekspansi bisnis. Oleh karena itu, perhitungan BEP sangat penting dalam menentukan kapan perusahaan mulai menghasilkan keuntungan.
Rumus Menghitung Break Even Point
Untuk menghitung Break Even Point (BEP), terdapat beberapa metode yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. Memahami persamaan dasar akuntansi juga membantu dalam perhitungan BEP. Berikut adalah penjelasan mengenai tiga metode perhitungan BEP beserta rumusnya:
1. BEP Unit
Metode ini menghitung jumlah unit produk yang harus dijual untuk mencapai titik impas. Cara menghitung BEP unit melalui rumus berikut:
BEP Unit = (Biaya Tetap) ÷ (Harga Jual Per Unit – Biaya Variabel Per Unit)
Di sini, harga jual per unit adalah harga penjualan untuk satu unit produk, dan biaya variabel per unit adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi satu unit produk. Rumus ini membantu perusahaan mengetahui berapa banyak unit yang harus dijual agar tidak mengalami kerugian.
2. BEP Nilai Penjualan
Metode ini menghitung nilai penjualan yang diperlukan untuk mencapai titik impas, dengan mempertimbangkan kontribusi margin. Rumusnya adalah:
BEP Nilai Penjualan = Biaya Tetap ÷ (1 – (Biaya Variabel ÷ Harga Penjualan))
Dengan kata lain, biaya variabel dengan harga penjualan harus dibagi terlebih dulu. Kemudian, kurangi angka satu dengan hasil pembagian tersebut. BEP nilai penjualan akan menentukan nilai penjualan yang harus dicapai untuk menutupi semua biaya dan mulai menghasilkan keuntungan perusahaan.
3. BEP dalam Satuan Mata Uang
Metode ini menghitung jumlah penjualan dalam satuan mata uang, yang diperlukan untuk mencapai titik impas, di mana total pendapatan sama dengan total biaya. Rumusnya adalah:
BEP Mata Uang = Harga Per Unit x BEP Per Unit Produk
Ketika menggunakan BEP ini, Anda harus menentukan terlebih dahulu mata uang apa yang akan dipakai. Rumus ini membantu perusahaan menentukan berapa total penjualan dalam misalnya rupiah yang diperlukan untuk menutupi semua biaya.
Cara Menghitung Break Even Point
Untuk memahami cara menghitung BEP, kita akan menggunakan contoh soal sederhana. Misalnya, perusahaan A menjual produk dengan harga Rp100.000 per unit. Biaya tetap per bulan adalah Rp50.000.000, dan biaya variabel per unit adalah Rp60.000. Berikut cara menghitung BEP menggunakan tiga metode:
-
BEP Unit
BEP Unit digunakan untuk menghitung jumlah unit produk yang harus dijual agar perusahaan mencapai titik impas. Berikut cara menghitung BEP unit:
BEP Unit = Biaya Tetap ÷ (Harga Jual Per Unit – Biaya Variabel Per Unit)
Perhitungan:
BEP Unit = Rp50.000.000 ÷ (Rp100.000 – Rp60.000)
BEP Unit = Rp50.000.000 ÷ Rp40.000
BEP Unit = 1.250 unit
Artinya, perusahaan harus menjual 1.250 unit produk untuk mencapai titik impas, yaitu saat pendapatan sama dengan total biaya yang dikeluarkan.
-
BEP Nilai Penjualan
BEP Nilai Penjualan menghitung total nilai penjualan yang diperlukan untuk mencapai titik impas dengan mempertimbangkan kontribusi margin. Cara menghitung BEP nilai penjualan:
BEP Nilai Penjualan = Biaya Tetap ÷ (1 – (Biaya Variabel ÷ Harga Penjualan))
Perhitungan:
BEP Nilai Penjualan = Rp50.000.000 ÷ (1 – (Rp60.000 ÷ Rp100.000))
BEP Nilai Penjualan = Rp50.000.000 ÷ (1 – 0,6)
BEP Nilai Penjualan = Rp50.000.000 ÷ 0,4
BEP Nilai Penjualan = Rp125.000.000
Ini berarti perusahaan perlu mencapai penjualan sebesar Rp125.000.000 untuk menutupi semua biaya dan tidak mengalami kerugian.
-
BEP dalam Satuan Mata Uang
Metode ini menghitung jumlah penjualan dalam satuan mata uang yang diperlukan untuk mencapai titik impas, dalam hal ini yang dipakai rupiah. Berikut cara menghitung BEP rupiah:
BEP Mata Uang = Harga Per Unit x BEP Per Unit Produk
Perhitungan:
BEP Mata Uang = Rp100.000 x 1.250 unit
BEP Mata Uang = Rp125.000.000
Hasil ini menunjukkan bahwa perusahaan harus mencapai penjualan total sebesar Rp125.000.000 agar bisa menutupi semua biaya tetap dan variabel.
Optimalkan Perhitungan BEP dengan EQUIP Sistem Akuntansi
Menghitung Break Even Point (BEP) secara akurat sangat penting untuk mengambil keputusan bisnis yang tepat. Namun, perhitungan manual seringkali memakan waktu dan rawan kesalahan. Oleh karena itu, dibutuhkan alat yang dapat membantu Anda menghitung BEP dengan lebih mudah dan efisien.
EQUIP hadir untuk mempermudah proses tersebut. Dengan software sistem akuntansi yang memiliki fitur pengelolaan keuangan yang lengkap, Anda bisa menghitung BEP secara otomatis dan akurat. Tidak hanya itu, kami juga membantu Anda memantau biaya tetap dan variabel, sehingga Anda bisa merancang strategi yang lebih efektif.
Berikut mengapa EQUIP sistem akuntansi merupakan pilihan yang tepat bagi anda:
- Integrated E-Faktur: Membantu mencatat biaya variabel dan tetap dengan akurat melalui faktur elektronik, sehingga perhitungan BEP menjadi lebih tepat. Dengan pencatatan real time dan otomatis, perusahaan dapat menghindari kesalahan input data yang sering terjadi pada pencatatan manual.
- Built in professional templates: Berbagai template profesional akan mempermudah pembuatan berbagai jenis laporan keuangan, seperti laporan laba rugi dan neraca, yang diperlukan dalam analisis margin kontribusi untuk menghitung BEP.Â
- Automasi pembuatan laporan: Mempercepat proses pembuatan laporan keuangan untuk menghitung BEP secara berkala. Automasi membuat perusahaan dapat menghemat waktu dan tenaga dalam menyusun laporan keuangan, termasuk laporan biaya tetap dan variabel.
- Riwayat transaksi: Memastikan seluruh biaya tetap dan variabel tercatat dengan baik dalam satu sistem yang terintegrasi. Hal ini juga membantu dalam analisis historis untuk mengevaluasi fluktuasi biaya dan pendapatan yang berdampak pada titik impas.
- Manajemen petty cash: Mengelola pengeluaran kecil yang termasuk dalam biaya variabel, sehingga perhitungan BEP dapat lebih akurat.
- Kemudahan pembayaran: Mengotomatisasi pencatatan penerimaan dan pengeluaran dengan integrasi sistem pembayaran digital. Pencatatan yang otomatis dan real-time ini membantu perusahaan untuk menghitung BEP secara lebih cepat dan akurat.Â
Tidak perlu lagi khawatir tentang perhitungan yang rumit dan waktu yang terbuang. Coba demo gratis untuk mengetahui bagaimana EQUIP dapat mengoptimalkan perhitungan BEP dan pengembangan bisnis Anda.Â
Kesimpulan
Break Even Point (BEP) adalah titik impas di mana total pendapatan sama dengan total biaya, sehingga tidak ada keuntungan atau kerugian. BEP penting untuk menentukan jumlah minimum penjualan agar bisnis tidak merugi. Dengan memahami BEP, perusahaan bisa merancang strategi penjualan yang efektif.
Menghitung BEP secara akurat memerlukan pencatatan biaya dan pendapatan yang tepat. Tanpa sistem yang efisien, proses ini bisa memakan waktu dan rentan kesalahan. Oleh karena itu, penggunaan software akuntansi akan sangat membantu bisnis menghitung BEP dengan mudah dan akurat.
Gunakan EQUIP sistem akuntansi untuk mempermudah perhitungan BEP dan pengelolaan keuangan bisnis. Dengan fitur analisis keuangan yang akurat, kami akan membantu Anda mengambil keputusan bisnis yang lebih cerdas. Coba demo gratis dan optimalkan profit bisnis Anda!
FAQ tentang Break Even Point (BEP)
Break Even Point (BEP) terdiri dari BEP Unit dan BEP Satuan Mata Uang. BEP Unit menunjukkan jumlah unit yang harus dijual untuk impas, sedangkan BEP Satuan Mata Uang menunjukkan nilai penjualan yang dibutuhkan agar tidak untung maupun rugi.
Tidak, HPP adalah biaya produksi barang, sedangkan BEP adalah titik impas antara pendapatan dan biaya.
Biaya dalam BEP meliputi biaya tetap (seperti sewa dan gaji tetap) dan biaya variabel (seperti bahan baku dan tenaga kerja langsung).