Cara Efektif Mengurangi Food Cost dalam Usaha Kuliner

Mengelola food cost adalah salah satu tantangan terbesar dalam industri kuliner. Biaya bahan baku yang fluktuatif, pemborosan yang tidak terduga, dan kesulitan dalam melacak penggunaan bahan baku dapat mempengaruhi profitabilitas bisnis Anda. Namun, dengan pendekatan yang tepat, Anda dapat mengurangi food cost secara signifikan dan meningkatkan efisiensi operasional, terutama dengan menggunakan aplikasi kasir restoran terbaik untuk memantau dan mengelola biaya secara real-time.

Mengurangi food cost tidak hanya soal memotong biaya, tetapi juga tentang mengoptimalkan penggunaan bahan baku dan memastikan proses yang efisien di dapur. Misalnya, dengan memantau inventaris secara ketat, Anda dapat menghindari pemborosan bahan baku dan memastikan bahwa semua bahan digunakan sebelum kedaluwarsa. Selain itu, melatih staf untuk mengikuti prosedur standar dalam penyajian dan penyiapan makanan dapat membantu mengurangi kesalahan dan pemborosan.

Artikel ini akan membahas berbagai strategi dan teknik yang dapat Anda terapkan untuk mengelola dan mengurangi food cost dalam usaha kuliner Anda. Dari pemantauan biaya secara real-time hingga penerapan kontrol porsi yang ketat, langkah-langkah praktis ini akan membantu Anda menjaga margin keuntungan tetap stabil dan memastikan bisnis Anda terus berkembang.

Daftar Isi
    DemoGratis

    Definisi Food Cost

    food cost

    Food cost atau yang lebih kita kenal dengan biaya produksi adalah merupakan hasil keseluruhan total persentase total biaya beli seluruh bahan persediaan makanan yang kemudian nilainya terbagi dengan seluruh total biaya penjualan.

    Dalam penerapannya terkadang banyak perusahaan atau pengelola restoran lebih memilih untuk memisahkan antara biaya bahan baku makanan serta minuman. Namun ada juga yang menggabungkannya. Nah dengan adanya pola seperti hal tersebut tentunya nanti juga akan memberikan total biaya produksi yang berbeda-beda pula. Jadi itu semua tergantung bagaimana penerapannya. Perhitungannya pun dapat Anda lakukan secara otomatis menggunakan sistem ERP F&B terbaik.

    Dalam praktiknya, cara menghitung hpp makanan melalui beverage cost menjadi instrumen penting untuk menghitung nilai keuntungan atau yang lebih terkenal dengan sebutan profitabilitas. Dengan begitu antara beverage cost dengan profitabilitas memiliki hubungan yang sangat erat kaitannya. Laba nya pun juga akan tergantung dengan bagaimana biaya produksi tersebut ditentukan.

    Pada umumnya, besaran biaya produksi yang masih berada pada atas normal adalah dalam rentang kisaran 35% hingga 37% yang berlaku untuk makanan, dan 28% hingga 32% untuk beverage cost minuman. Namun demikian, hal tersebut tidak menjadi patokan utama, melainkan seluruhnya kembali pada setiap pengelola. Biaya produksi yang ringan tentunya akan memberikan keuntungan yang besar.

    Baca juga: Software Restoran : Solusi Terbaik untuk Restoran Anda

    Istilah Penting dalam Food Costing untuk Bisnis Kuliner

    Memahami food costing sangat penting untuk memastikan keberlanjutan dan profitabilitas bisnis kuliner. Berikut ini adalah beberapa istilah penting dalam food costing yang harus dipahami oleh pelaku bisnis makanan dan minuman:

    1. Food Cost

    Food cost adalah total biaya bahan baku makanan yang digunakan untuk membuat menu tertentu. Misalnya, jika bahan baku untuk membuat satu porsi nasi goreng adalah Rp20.000, maka food cost untuk nasi goreng tersebut adalah Rp20.000. Mengetahui food cost penting untuk menentukan harga jual yang tepat dan mengelola profitabilitas.

    2. Food Cost Percentage

    Food cost percentage adalah persentase dari harga jual makanan yang merupakan biaya bahan baku. Rumusnya adalah:

    Food Cost Percentage = ( Food Cost/Harga Jual ) × 100

    Sebagai contoh, jika food cost untuk satu porsi nasi goreng adalah Rp20.000 dan dijual seharga Rp50.000, maka food cost percentage adalah:

    (𝑅𝑝 20.000 / 𝑅𝑝 50.000 ) × 100 = 40%

    Persentase ini membantu mengukur seberapa efisien pengelolaan bahan baku.

    3. Overhead Costs

    Overhead costs adalah biaya tidak langsung yang berkaitan dengan operasi restoran, seperti biaya listrik, sewa, gaji karyawan, dan biaya administrasi. Contohnya termasuk biaya listrik dan air untuk dapur restoran serta biaya sewa tempat. Mengelola overhead costs penting untuk menjaga keseluruhan biaya operasional tetap terkendali.

    4. Prime Cost

    Prime cost adalah kombinasi dari food cost dan labor cost, yang merupakan biaya utama dalam operasi restoran. Rumusnya adalah:

    Prime Cost = Food Cost + Labor Cost

    Jika food cost adalah Rp20.000 dan labor cost adalah Rp10.000, maka prime cost adalah Rp30.000. Mengelola prime cost membantu dalam menentukan harga jual yang kompetitif dan menguntungkan.

    5. Recipe Costing

    Recipe costing adalah proses menghitung total biaya bahan baku yang diperlukan untuk membuat satu porsi resep tertentu. Misalnya, menghitung total biaya bahan baku seperti nasi, telur, daging, dan bumbu untuk membuat satu porsi nasi goreng. Recipe costing penting untuk menetapkan harga jual yang tepat dan memastikan keuntungan.

    6. Yield Percentage

    Yield percentage adalah persentase dari bahan baku yang bisa digunakan setelah proses pembersihan dan persiapan. Rumusnya adalah:

    Yield Percentage = ( Berat Sebelum Persiapan/Berat Setelah Persiapan) × 100

    Jika dari 1 kg daging sapi mentah hanya 800 gram yang dapat digunakan setelah dibersihkan, yield percentage adalah:

    ( 800 g/1000 g) × 100 = 80 %
    Memahami yield percentage membantu dalam mengelola bahan baku dengan lebih efisien.

    7. Portion Control

    Portion control adalah mengendalikan ukuran porsi untuk memastikan konsistensi dan kontrol biaya. Misalnya, menentukan bahwa setiap porsi nasi goreng harus menggunakan 150 gram nasi dan 50 gram daging ayam. Portion control memastikan bahwa setiap porsi memiliki ukuran dan kualitas yang sama, serta membantu dalam mengendalikan biaya.

    8. Waste Management

    Waste management adalah pengelolaan limbah untuk meminimalkan pemborosan bahan baku. Contohnya adalah memanfaatkan sisa-sisa sayuran untuk membuat kaldu atau sup. Dengan manajemen limbah yang baik, restoran dapat mengurangi biaya bahan baku dan meningkatkan efisiensi operasional.

    9. Menu Engineering

    Menu engineering adalah analisis dan perencanaan menu untuk meningkatkan profitabilitas dengan mempertimbangkan popularitas dan margin keuntungan dari setiap item menu. Misalnya, mengidentifikasi menu yang paling menguntungkan dan paling populer untuk dipromosikan lebih lanjut. Menu engineering membantu dalam membuat keputusan strategis tentang menu yang ditawarkan.

    10. Contribution Margin

    Contribution margin adalah selisih antara harga jual menu dan food cost, yang menunjukkan keuntungan kotor per item. Rumusnya adalah:

    Contribution Margin = Harga Jual − Food Cost

    Jika harga jual nasi goreng adalah Rp50.000 dan food cost adalah Rp20.000, maka contribution margin adalah Rp30.000. Mengetahui contribution margin membantu dalam mengukur profitabilitas setiap item menu.

    11. Inventory Turnover

    Inventory turnover adalah frekuensi di mana inventaris digunakan dan diganti dalam periode tertentu. Rumusnya adalah:

    Inventory Turnover = Cost of Goods Sold (COGS)/Average Inventory ​

    Jika COGS bulanan adalah Rp1.000.000 dan inventaris rata-rata adalah Rp200.000, maka inventory turnover adalah 5 kali per bulan. Inventory turnover membantu dalam mengelola persediaan dengan lebih efektif.

    Apakah Penting Menghitung Food Cost?

    Food cost adalah salah satu indikator kunci profitabilitas bisnis kuliner atau restoran. Jika sebuah restoran membiarkan food and beverage cost terlalu mahal dalam kaitannya dengan harga menu. Bisa mempengaruhi harga produk dan daya beli konsumen.

    Restoran umumnya memiliki biaya variabel dan tetap. Setiap perubahan harga barang atau jumlah penjualan akan berpengaruh terhadap keuntungan restoran. Sebagai contoh, jika harga daging ayam melonjak saat krisis pandemi, maka hal ini mempengaruhi profitabilitas. Kecuali, kalau restoran juga menaikkan harga per porsi makanan.

    Dengan mengetahui cara menghitung food and beverage cost atau rumus biaya produksi, pemilik bisnis kuliner bisa mengetahui kapan harus mengubah harga menu, menghitung biaya marginal, mencari supplier bahan makanan baru, atau bahkan mengganti semua jenis menu agar tetap mendapatkan keuntungan.

    Baca juga: Biaya Produksi adalah: Perhitungan Evaluasi untuk Perkembangan Bisnis Anda!

    Perbedaan Food Cost Ideal dengan Food Cost Aktual

    Seperti namanya, Food Cost ideal adalah persentase biaya produksi yang dihitung berdasarkan rumus dasar (ideal). Sedangkan Food Cost aktual adalah persentase biaya produksi yang memperhitungkan tingkat persediaan awal dan akhir.

    Mengapa nilai Food Cost aktual selalu lebih besar dari Food Cost ideal? Hal tersebut lantaran selama proses produksi menu makanan atau minuman, sedikit banyak akan ada bahan yang terbuang atau bahan yang Anda pakai lebih dari takaran resep. Untuk itulah, Food Cost aktual bisa menjadi bahan pertimbangan agar bisa Anda minimalisasi yang menunjukkan bahwa chef berhasil melakukan penghematan.

    Cara Menghitung Food Cost:

    Metode atau cara menghitung food and beverage cost sebenarnya tidak sulit. Namun, terkadang memakan waktu, karena harus mengumpulkan informasi terkait pengeluaran. Setidaknya, ada 2 jenis biaya produksi dan cara menghitungnya:

    1. Cara menghitung food cost ideal

    Perhitungan biaya produksi yang ideal tentu berjalan sejak awal agar bisa menjadi bahan pertimbangan. Untuk melakukan perhitungan ini, maka nilai atau angka yang Anda masukkan adalah angka paling ideal. Agar lebih jelas, berikut contoh cara menghitung Food Cost Ideal:

    Sebuah restoran menjual menu burger telur. Untuk membuat satu porsinya, dibutuhkan:

    1 keping roti : Rp 1.500

    ½ buah tomat : Rp 200

    ½ bawang bombay : Rp 700

    ¼ mentimum : Rp 250

    1 butir telur : Rp 1.000

    Sedikit Garam dan Merica : Rp 100

    Daun selada : Rp 250

    1 sachet kecil saus tomat : Rp 250, 1 sachet kecil saus sambal : Rp 250, 1 sachet kecil mayonaise : Rp 500

    Biaya Gas untuk memanggang : Rp 500

    Berdasarkan data perhitungan di atas, maka didapat total biaya resep satu menu Burger Telur adalah sebesar Rp 5.500. Lantas berapa untuk Food Costnya?

    Untuk menentukan persentase Food Cost ideal per menu adalah dengan menentukan dahulu berapa harga yang ingin dijual untuk satu menu burger telur. Harga jual ini tentu menggunakan perhitungan lain seperti biaya sewa toko, gaji karyawan, listrik, dan banyak lainnya. Namun sebagai contoh, satu porsi Burger Telur dijual seharga Rp 15.000, maka biaya produksi yang didapatkan adalah sebesar:

    Biaya produksi = (Rp5.500/Rp15.000) x 100% = 37%

    Angka 37% terbilang sudah cukup baik sesuai dengan standar yang biasa dipakai seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.

    Perhitungan ini juga tentunya bisa dilakukan secara sebaliknya. Jika Anda ingin mengetahui berapa harga jual yang tepat, maka Anda bisa memprediksi biaya produksi yang diinginkan. Misalkan ingin mendapat Food Cost 35%, maka harga jual Burger Telur adalah sebesar:

    Harga Jual = (Rp5.500/35) x 100% = Rp15.720

    Selanjutnya adalah apakah Food Cost Ideal ini sesuai dengan kenyataan? Untuk itu Anda butuhkan perhitungan Food Cost Aktual.

    2. Cara menghitung food cost aktual

    Sebelum menghitung Food Cost Aktual, maka diperlukan informasi tentang nilai pergerakan persediaan bahan baku atau Harga Pokok Penjualan (HPP) menu yang bersangkutan. Maksudnya adalah Anda harus mengetahui nilai persediaan awal periode, jumlah pembelian persediaan, dan nilai persediaan akhir periode. Setelah mengetahui itu semua, maka bisa kita ketahui apakah ada persediaan yang terbuang untuk menyediakan satu porsi menu.

    Agar lebih jelas, berikut langkah perhitungan Food Cost Aktual dengan contoh masih menggunakan menu Burger Telur:

    Menghitung HPP per Porsi Menu

    Misalkan restoran memiliki persediaan awal untuk 30 porsi Burger telur, artinya modal awal yang keluar adalah Rp 5.500 x 30 = Rp 165.000,-. Sedangkan untuk satu minggu, restoran membeli bahan untuk 220 porsi yang artinya modal yang keluar adalah sebesar Rp 5.500 x 220 = Rp 1.210.000.

    Setelah melakukan stock opname, maka mendapat nilai persediaan akhir Burger Telur adalah sebanyak 20 porsi atau Rp 5.500 x 10 = Rp 110.000. Maka dari keterangan tersebut dapat kita dapatkan rumus:

    HPP = Nilai Persediaan Awal + Pembelian Persediaan – Nilai Persediaan Akhir

    HPP = Rp165.000 + Rp1.210.000 – Rp110.000 = Rp1.265.000

    Menentukan Nilai Food Cost Aktual Per Porsi Menu

    Setelah mendapat nilai HPP, maka nilai Food Cost Aktual pun bisa ditentukan dengan perhitungan yang memperhatikan berapa porsi Burger Telur yang terjual. Misalkan jumlah Burger Telur yang terjual ternyata sebanyak 200 porsi, sehingga:

    Total yang terjual = 200 x Rp15.000 = Rp3.000.000

    HPP = Rp1.265.000

    Food Cost Aktual = Rp1.265.000 : Rp3.000.000 x 100% = 42,2%

    Baca juga: Cara Mempermudah Pembuatan Laporan Keuangan Perusahaan Anda dengan Sistem Akuntansi

    Cara Mengurangi Food Cost dalam Manajemen Restoran

    Setiap pengusaha restoran tentunya tidak ingin rugi dan akan menargetkan pada keuntungan untuk usaha yang berjalan. Keuntungan merupakan target yang ingin Anda raih. Untuk dapat mencapai titik untung, tentunya ada berbagai kebijakan yang harus Anda rencanakan, khususnya perihal makanan dan minum untuk usaha restoran. Berikut adalah beberapa tips untuk menghemat food and beverage cost untuk usaha restoran Anda.

    1. Mencatat pengeluaran

    Segala bentuk pengeluaran sekecil apapun dalam restoran wajib untuk selalu tercatat. Pengeluaran bukan hanya mencakup food dan beverage cost, tapi juga termasuk gaji karyawan, bayaran food distributor, pembelian alat dapur, penggunaan air dan listrik, tempat sewa, dll. Hal ini berguna untuk mengetahui berapa biaya dasar operasional untuk nantinya menentukan target laba.

    2. Mencatat pemasukan

    Tidak ada yang lebih menyenangkan dari mencatat pemasukan yang ada! Segala pemasukan yang Anda hasilkan harus Anda bukukan untuk dapat menghitung keuntungan ataupun kerugian yang ada. Lakukanlah hal ini menggunakan sistem akuntansi otomatis, sehingga anda bisa memanfaatkan banyak waktu untuk fokus pada bisnis Anda.

    3. Mencatat stok setiap hari

    pencatatan stok

    Alokasikan seorang karyawan untuk mencatat stok food and beverage yang ada setiap hari. Atau Anda bisa menerapkan sistem pengelolaan gudang yang baik untuk melakukannya. Tujuannya adalah untuk memonitor stok agar terhindar dari kerugian yang mengakibatkan kehilangan stok. Hal ini juga dapat membantu mengantisipasi kekurangan stok jika restoran sedang ramai kunjungan.

    4. Mengontrol penggunaan bahan baku

    Menekan biaya operasional juga bisa Anda mulai dengan mengontrol penggunaan bahan baku secara efisien. Hal ini sangat dekat dengan cara bekerja tim yang ada dalam dapur. Hal-hal kecil seperti cara memotong dan mengupas bahan ternyata dapat memberikan cukup dampak untuk menekan biaya operasional.

    Perhatikan berapa banyak bahan baku yang terbuang dan tidak Anda gunakan. Sebaiknya, luangkan waktu untuk melatih tim dapur agar dapat menggunakan bahan baku secara efektif dan maksimal agar tidak ada banyak bahan yang terbuang.

    5. Proyeksikan kuantitas produksi

    Memiliki kemampuan memproyeksi kuantitas produksi tentunya akan sangat membantu menghemat food and beverage cost Anda. Ketahuilah hari-hari atau jam saat restoran Anda ramai dengan pengunjung.

    Dengan begitu, Anda bisa mengambil langkah kapan harus memproduksi dengan kuantitas yang lebih besar atau hanya secukupnya saka. Perkirakan juga menu yang akan Anda siapkan agar Anda tetap bisa mencapai target penjualan tanpa banyak sisa stok yang terbuang.

    6. Gunakan food distributor

    Dibandingkan berbelanja ke pasar atau supermarket setiap hari, sebaiknya Anda menggunakan food distributor yang siap menyediakan keperluan dapur Anda dan dapat mengirim langsung ke tempat.

    Selain menghemat waktu, tentunya Anda juga bisa mendapatkan bahan baku dalam jumlah yang besar. Biasanya, food distributor juga dapat memberikan harga yang lebih murah yang tentunya dapat membantu untuk menghemat food and beverage cost Anda.

    Contoh Perhitungan HPP (Harga Pokok Penjualan) atau Food Cost Aktual Makanan

    Dalam bisnis kuliner, menghitung Harga Pokok Penjualan (HPP) atau food cost aktual adalah langkah penting untuk memastikan profitabilitas dan pengelolaan biaya yang efisien. Mari kita lihat contoh sederhana tentang bagaimana menghitung HPP untuk satu porsi Nasi Goreng.

    Langkah 1: Identifikasi Semua Bahan Baku

    Langkah pertama adalah mengidentifikasi semua bahan baku yang digunakan untuk membuat satu porsi Nasi Goreng serta harga masing-masing. Berikut adalah daftar bahan baku yang diperlukan beserta harganya:

    • Nasi: 200 gram (Rp4.000)
    • Telur: 1 butir (Rp2.000)
    • Ayam: 50 gram (Rp3.000)
    • Minyak Goreng: 1 sendok makan (Rp500)
    • Bawang Merah: 10 gram (Rp300)
    • Bawang Putih: 5 gram (Rp200)
    • Kecap: 1 sendok makan (Rp400)
    • Garam: 1 gram (Rp50)
    • Cabe Merah: 5 gram (Rp300)

    Langkah 2: Hitung Biaya Total Bahan Baku

    Setelah mengidentifikasi semua bahan baku, langkah berikutnya adalah menghitung total biaya bahan baku yang digunakan untuk satu porsi Nasi Goreng.

    • Nasi: Rp4.000
    • Telur: Rp2.000
    • Ayam: Rp3.000
    • Minyak Goreng: Rp500
    • Bawang Merah: Rp300
    • Bawang Putih: Rp200
    • Kecap: Rp400
    • Garam: Rp50
    • Cabe Merah: Rp300

    Total Biaya Bahan Baku = Rp4.000 + Rp2.000 + Rp3.000 + Rp500 + Rp300 + Rp200 + Rp400 + Rp50 + Rp300 = Rp10.750

    Langkah 3: Tambahkan Biaya Tidak Langsung (Opsional)

    Selain biaya bahan baku, terkadang Anda mungkin ingin memasukkan biaya tidak langsung seperti biaya tenaga kerja, overhead dapur, dan biaya operasional lainnya. Namun, untuk contoh ini, kita akan fokus hanya pada biaya bahan baku untuk menyederhanakan perhitungan.

    Langkah 4: Tentukan Harga Jual dan Hitung Food Cost Percentage

    Untuk menentukan harga jual yang tepat dan memastikan profitabilitas, Anda juga perlu menghitung food cost percentage. Misalnya, jika harga jual satu porsi Nasi Goreng adalah Rp30.000, food cost percentage dapat dihitung dengan rumus berikut:

    Food Cost Percentage = ( Total Biaya Bahan /Baku Harga Jual ) × 100

    Food Cost Percentage = (𝑅𝑝 10.750 / 𝑅𝑝 30.000) × 100 = 35.83 %

    Implikasi Perbandingan Nilai FC Ideal dengan Aktual

    Dalam industri kuliner, memahami perbandingan antara nilai food cost (FC) ideal dan FC aktual sangat penting untuk mengelola biaya dan memastikan profitabilitas bisnis. Berikut adalah penjelasan mengenai implikasi dari perbandingan kedua nilai tersebut dengan bahasa yang lebih profesional namun tetap friendly:

    1. Identifikasi Kesenjangan Biaya

    Perbandingan antara FC ideal dan FC aktual membantu mengidentifikasi kesenjangan biaya yang ada. FC ideal adalah biaya bahan baku yang telah dihitung berdasarkan resep standar dan porsi yang ditetapkan, sementara FC aktual adalah biaya bahan baku yang sebenarnya dikeluarkan selama operasional.

    • FC Ideal: Biaya bahan baku yang diharapkan berdasarkan perencanaan dan resep standar.
    • FC Aktual: Biaya bahan baku yang sebenarnya dikeluarkan selama operasional.

    Jika FC aktual lebih tinggi dari FC ideal, ini menunjukkan adanya pemborosan atau inefisiensi dalam penggunaan bahan baku.

    2. Kontrol dan Pengendalian Biaya

    Membandingkan FC ideal dengan FC aktual memungkinkan manajemen untuk mengontrol dan mengendalikan biaya dengan lebih efektif.

    • Pemborosan Bahan Baku: Jika FC aktual lebih tinggi, ini bisa disebabkan oleh pemborosan bahan baku, kesalahan dalam porsi, atau manajemen inventaris yang kurang optimal.
    • Efisiensi Penggunaan: Jika FC aktual lebih rendah atau sama dengan FC ideal, ini menunjukkan bahwa bahan baku digunakan secara efisien sesuai dengan perencanaan.

    3. Pengelolaan Inventaris

    Perbandingan ini juga berfungsi sebagai alat untuk mengelola inventaris dengan lebih baik.

    • Kehilangan dan Pencurian: Kesenjangan antara FC ideal dan FC aktual dapat mengindikasikan masalah kehilangan atau pencurian bahan baku.
    • Rotasi Stok: Memastikan bahwa bahan baku digunakan sebelum tanggal kedaluwarsa, sehingga mengurangi pemborosan akibat bahan baku yang rusak atau tidak terpakai.

    4. Penyesuaian Harga Menu

    Hasil perbandingan ini dapat digunakan untuk meninjau dan menyesuaikan harga menu jika diperlukan.

    • Harga Jual yang Tepat: Jika FC aktual terus-menerus lebih tinggi dari FC ideal, mungkin perlu mempertimbangkan kenaikan harga jual untuk menutupi biaya tambahan.
    • Promosi dan Diskon: Sebaliknya, jika FC aktual lebih rendah, bisnis dapat mempertimbangkan promosi atau diskon untuk menarik lebih banyak pelanggan tanpa mengorbankan profitabilitas.

    5. Pelatihan dan Pengembangan Staf

    Kesenjangan antara FC ideal dan FC aktual bisa menjadi indikator bahwa staf membutuhkan pelatihan lebih lanjut.

    • Prosedur Standar: Pelatihan mengenai prosedur standar untuk penyiapan dan penyajian makanan dapat membantu mengurangi pemborosan dan memastikan porsi yang tepat.
    • Manajemen Dapur: Meningkatkan keterampilan manajemen dapur untuk efisiensi yang lebih baik dalam penggunaan bahan baku.

    6. Perbaikan Proses dan Sistem

    Jika perbandingan menunjukkan perbedaan yang signifikan, ini adalah indikasi bahwa perlu dilakukan perbaikan pada proses dan sistem yang ada.

    • Proses Operasional: Meninjau dan memperbaiki proses operasional di dapur untuk mengurangi pemborosan dan inefisiensi.
    • Sistem Pengendalian: Mengimplementasikan sistem pengendalian yang lebih ketat untuk memastikan bahwa semua bahan baku digunakan sesuai dengan perencanaan.

    Kelola Food Cost Lebih Mudah dengan Bantuan Software Akuntansi

    Mengelola food cost adalah salah satu tantangan terbesar dalam bisnis kuliner. Biaya bahan baku yang fluktuatif, pemborosan yang tidak terduga, dan kesulitan dalam melacak penggunaan bahan baku dapat mempengaruhi profitabilitas. Untuk mengatasi tantangan ini, banyak bisnis kuliner mulai menggunakan software akuntansi yang dirancang khusus untuk membantu mengelola food cost dengan lebih efektif dan efisien.

    1. Pemantauan Biaya Secara Real-Time

    Software akuntansi memungkinkan Anda memantau biaya bahan baku secara real-time. Dengan data yang selalu diperbarui, Anda dapat melihat perubahan harga bahan baku dan menyesuaikan pembelian atau harga jual dengan cepat. Hal ini membantu dalam menjaga margin keuntungan tetap stabil.

    2. Pengelolaan Inventaris yang Lebih Baik

    Dengan software akuntansi, pengelolaan inventaris menjadi lebih mudah. Anda dapat melacak jumlah stok bahan baku yang tersedia, mengatur rotasi stok untuk menghindari pemborosan, dan memprediksi kebutuhan bahan baku berdasarkan penjualan sebelumnya. Sistem ini juga membantu mengidentifikasi bahan baku yang mendekati tanggal kedaluwarsa sehingga dapat digunakan terlebih dahulu.

    3. Analisis dan Pelaporan yang Mendalam

    Software akuntansi menyediakan alat analisis dan pelaporan yang komprehensif. Anda dapat menghasilkan laporan tentang food cost, margin keuntungan, dan efisiensi penggunaan bahan baku. Laporan ini membantu dalam membuat keputusan strategis untuk meningkatkan efisiensi operasional dan profitabilitas bisnis.

    4. Kontrol Pemborosan

    Dengan data yang akurat dan real-time, Anda dapat mengidentifikasi area di mana terjadi pemborosan bahan baku. Software akuntansi membantu dalam menerapkan kontrol yang lebih ketat dan memastikan bahwa bahan baku digunakan sesuai dengan resep dan porsi yang telah ditentukan. Hal ini mengurangi biaya yang tidak perlu dan meningkatkan efisiensi.

    5. Penyesuaian Harga Menu

    Dengan pemantauan dan analisis yang lebih baik, Anda dapat menyesuaikan harga menu berdasarkan biaya bahan baku yang aktual. Jika biaya bahan baku meningkat, Anda dapat menaikkan harga jual untuk mempertahankan margin keuntungan. Sebaliknya, jika biaya bahan baku menurun, Anda dapat menawarkan diskon atau promosi untuk menarik lebih banyak pelanggan.

    6. Pelatihan dan Pengembangan Staf

    Software akuntansi dapat digunakan untuk melatih staf dalam manajemen bahan baku dan pengendalian biaya. Dengan prosedur standar yang terotomatisasi, staf dapat mengikuti panduan yang telah ditetapkan untuk mengurangi pemborosan dan memastikan penggunaan bahan baku yang efisien.

    FnB

    Kesimpulan

    Mengelola food cost adalah aspek krusial dalam bisnis kuliner yang mempengaruhi profitabilitas dan efisiensi operasional. Melalui pemahaman tentang food cost ideal dan aktual, serta penerapan strategi yang tepat, bisnis dapat mengidentifikasi kesenjangan biaya, mengontrol pemborosan, dan menyesuaikan harga menu dengan lebih efektif. Selain itu, pelatihan staf dan perbaikan proses operasional juga menjadi kunci untuk mencapai efisiensi yang lebih baik.

    Penggunaan software akuntansi dapat sangat membantu dalam mengelola food cost dengan lebih mudah dan efisien. Software akuntansi EQUIP menawarkan berbagai fitur yang memudahkan pemantauan biaya secara real-time, pengelolaan inventaris, analisis dan pelaporan yang mendalam, serta kontrol pemborosan. Dengan EQUIP, Anda dapat memastikan bahwa setiap bahan baku digunakan secara optimal, meningkatkan efisiensi operasional, dan menjaga profitabilitas bisnis Anda.

    Untuk merasakan manfaatnya, coba demo gratis software akuntansi EQUIP sekarang dan lihat bagaimana solusi ini dapat membantu Anda mengelola bisnis kuliner dengan lebih baik dan efisien!

    Aruna Citra Dewi Kartini
    Aruna Citra Dewi Kartini
    A highly motivated and tech-savvy individual with a demonstrated ability to produce high-quality content that engages audiences and achieves marketing goals.

    Artikel Terkait

    Baca Juga

    Forbes
    Hospitality Product

    Sistem ERP EQUIP menyederhanakan proses bisnis kami mulai dari pengadaan hingga pengiriman barang.

    Coba Gratis
    One Mart
    Supermarket

    Dengan software EQUIP, kami bisa dengan mudah menyelesaikan setiap pesanan hanya dalam hitungan menit.

    Coba Gratis
    Bee Choo
    Beauty Treatment Product

    EQUIP memudahkan pengelolaan inventaris, keuangan, penjualan, pembelian di satu sistem sehingga mudah dilacak.

    Coba Gratis
    Icon EQUIP

    Gabriella
    Balasan dalam 1 menit

    Gabriella
    Ingin Demo Gratis?

    Hubungi kami via WhatsApp, dan sampaikan kebutuhan perusahaan Anda dengan tim ahli kami.
    628111775117
    ×

    Gabriella

    Active Now

    Gabriella

    Active Now