Perusahaan yang menggunakan Strategi pengoptimalan manajemen yang tepat dapat memudahkan pekerjaan semua orang yang terlibat. Itu termasuk supplier, manufaktur, distributor, dan pelanggan. Strategi ini bertujuan untuk menekan serendah mungkin biaya produksi dan permintaan konsumen tetap terpenuhi.
Hal yang harus menjadi perhatian sebelum memulai SCM yaitu: kustomisasi produksi secara masal, tekanan untuk berinovasi, teknologi yang cepat berubah, dan masih banyak lagi. Berikut adalah daftar lima hal yang diterapkan dalam menyusun strategi rantai pasokan:
1. Membuat perencanaan berdasarkan permintaan
Prinsip dari supply chain yang optimal bukanlah membuat atau mengelola permintaan, melainkan merespon permintaan. Agar efektif, harus ada penentuan target dan strategi agar perencanaan tersebut terealisasi. Lalu, susunlah deadline, tujuan, dan objektif.
Untuk memenuhi permintaan pelanggan dapat memulainya dengan cara menilik data penjualan pada periode sebelumnya. Tentukan juga inventaris yang dibutuhkan, terutama barang-barang dengan lead-time yang tinggi.Â
Pahami betul performa pemenuhan operasi bisnis Anda pada periode sebelumnya. Gunakan seluruh informasi bisnis yang Anda miliki untuk memprediksi seberapa mampu Anda memenuhi permintaan pelanggan.Â
2. Visibilitas dan kontrol
Poin ini berkaitan dengan poin di atas. Prediksi permintaan yang nyaris akurat dapat kita lihat dari penjualan pada periode sebelumnya. Karena itulah pengolahan data yang terpusat dan menyeluruh diperlukan. Untungnya, hal ini sangat mungkin berjalan dengan bantuan Sistem Manajemen Supply Chain.Â
Sistem ini dapat memberikan informasi terkait operasi bisnis secara real-time. Data ini sangat berfungsi untuk kontrol yang lebih baik dan pembuatan keputusan yang cepat dan akurat. Pencegahan ataupun mitigasi masalah menjadi lebih baik dan SCM jadi lebih efektif.Â
Pada akhirnya, visibilitas dan kontrol berjalan beriringan. Visibilitas menyediakan informasi bisnis yang dibutuhkan. Kontrol melibatkan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki atau menyempurnakan operasi SCM secara keseluruhan.Â
3. Membangun hubungan kemitraan yang kuat dengan supplier
Indikator kesuksesan bisnis yang tak kalah penting adalah kesehatan hubungan kemitraan perusahaan dengan supplier. Hubungan ini harus dipertahankan dan diperkuat secara rutin, sekalipun manfaat finansial tidak tercapai secara langsung.Â
Kemitraan ini dapat terjalin dengan membangun komunikasi dua arah antara penjual dan pembeli. Nantinya, hubungan yang baik dapat berdampak pada kemudahan transaksi, peningkatan performa masing-masing pihak, dan konflik yang minimal.Â
4. Menitikberatkan fokus SCM pada pelanggan
Membangun hubungan yang baik dengan pelanggan adalah hal yang harus mendapat perhatian. Pengelolaan pelanggan yang menyeluruh dengan menggunakan CRM, misalnya, dapat meningkatkan retensi, memudahkan akuisisi pelanggan, dan meningkatkan nilai transaksi.Â
Proses ini bergantung pada personalisasi dan kecepatan respon pelanggan. Personalisasi membuat pelayanan pelanggan lebih relevan dengan kebutuhan mereka. Selain itu, personalisasi dapat mengolah pola pembelian pelanggan untuk memaksimalkan penjualan.Â
5. Melakukan review berkala dan pastikan rencana mitigasi risiko efektif
Orang-orang yang terlibat dalam perusahaan yang menerapkan Manajemen rantai pasokan harus secara rutin meninjau prosedur dan kebijakan. Tujuannya adalah untuk memastikan keduanya tetap relevan, efisien, dan berfungsi dengan baik.Â
Aktivitas ini dapat membuat perusahaan terhindar dari kendala dan memuluskan operasi bisnis, sekaligus memitigasi risiko pencurian, kecurangan, dan lainnya.Â
Mitigasi risiko dalam supply chain harus melalui tahapan ini:Â
- Mengidentifikasi kemungkinan risikoÂ
- Mengevaluasi kemungkinan terjadinya
- Mengestimasi dampak finansial akibat risiko tersebut
- Memprioritaskan risikoÂ
- Membuat tindakan pencegahan