Perkembangan strategi perusahaan dalam mengembangkan bisnisnya telah berubah dengan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Sebelumnya, perusahaan hanya mencari karyawan yang mempunyai kemampuan yang mumpuni untuk mempertahankan bisnis yang sudah ada. Namun, sekarang ini, perusahaan juga mencari karyawan yang mempunyai kemampuan untuk mengembangkan bisnis baru dan menciptakan inovasi. Salah satu posisi yang muncul dari perubahan ini adalah posisi intrapreneur.Â
Upaya tersebut perusahaan lakukan untuk menciptakan inovasi baru di dalam perusahaan. Perusahaan tidak hanya mencari karyawan yang mampu menjalankan bisnis yang sudah ada, tetapi juga mencari karyawan yang mampu menciptakan bisnis baru dan menciptakan peluang baru di pasar. Untuk lebih lengkapnya, dalam artikel ini akan membahas secara lengkap pengertian intrapreneur beserta contoh dan manfaatnya.
Pengertian Intrapreneur
Intrapreneur adalah seorang karyawan yang memiliki semangat kewirausahaan dan berinisiatif dalam menciptakan inovasi baru di dalam perusahaan tempat dia bekerja. Istilah ini dapat juga dikenal dengan sosok yang memiliki kemampuan untuk menciptakan bisnis baru atau mengembangkan bisnis yang sudah ada di dalam perusahaan. Intrapreneur berbeda dengan karyawan biasa, karena ia mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan inovasi baru dan menjalankan bisnis baru.Â
Peran intrapreneur dalam perusahaan semakin penting, karena kemampuan mereka dalam menciptakan inovasi untuk memiliki bisnis baru yang dapat meningkatkan pendapatan perusahaan dan membuka peluang baru di pasar. Selain itu, intrapreneur juga dapat membantu perusahaan untuk meningkatkan daya saing di pasar dengan menciptakan produk atau layanan yang lebih inovatif dan relevan dengan kebutuhan konsumen.
Karakteristik Seorang Intrapreneur
Seorang intrapreneur memiliki beberapa karakteristik yang membedakannya dengan karyawan biasa di perusahaan. Berikut beberapa karakteristik yang dimiliki oleh seorang intrapreneur:
1. Kreatif dan inovatif
Intrapreneur memiliki kemampuan untuk melihat peluang dan menciptakan ide-ide baru yang dapat membawa perusahaan ke arah yang lebih baik. Selain itu, mereka tidak takut untuk mencoba hal-hal baru dan memiliki kemampuan untuk berpikir di luar kotak. Dengan demikian, pemikiran kreatif dan inovatif seorang intrapreneur dapat menciptakan inovasi baru dan menjalankan bisnis baru untuk memperluas pangsa pasar.Â
2. Berani mengambil risiko
Seorang intrapreneur memiliki keberanian untuk mencoba hal-hal baru dan berani mengambil risiko dalam menciptakan ide-ide baru untuk memperluas dan mengembangkan bisnis perusahan. Selain itu, mereka tidak takut untuk gagal dan melihat kegagalan sebagai peluang untuk belajar dan tumbuh.
3. Visioner
Selanjutnya, seorang intrapreneur memiliki visi jangka panjang dan memiliki kemampuan untuk melihat gambaran besar tentang potensi perusahaan di masa depan. Mereka memiliki kemampuan untuk melihat peluang yang mungkin tidak terlihat oleh orang lain dan memiliki ide-ide yang dapat mengubah perusahaan menjadi lebih baik.
4. Terus belajar
Karakter seorang intrapeneur ini memiliki kemampuan untuk terus belajar dan mengembangkan dirinya, baik dari pengalaman maupun dari pengetahuan baru. Selain itu, mereka selalu mencari tahu hal-hal baru dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk memperluas wawasan dan ilmu yang lebih banyak,
5. Kolaboratif
Sosok intrapreneur memiliki kemampuan untuk bekerja sama dengan tim dan membangun relasi yang baik dengan pihak-pihak terkait dalam perusahaan. Selain itu, mereka juga memiliki kemampuan untuk memotivasi orang lain dan bekerja sama untuk dapat mencapai tujuan yang sama.
Perbedaan Intrapreneur dengan Entrepreneur
Intrapreneur dan entrepreneur seringkali dianggap memiliki kemiripan karena keduanya berhubungan dengan inovasi dan kreativitas dalam mengembangkan bisnis. Namun, ada perbedaan yang signifikan antara keduanya. Berikut adalah beberapa perbedaan antara intrapreneur dan entrepreneur:
1. Tujuan bisnis
Umumnya, intrapreneur bekerja di dalam perusahaan yang sudah mapan, sementara entrepreneur bekerja pada usaha yang baru berdiri atau di dalam bisnis yang belum terbentuk. Selain itu, Intrapreneur bekerja untuk meningkatkan kinerja perusahaan sedangkan entrepreneur berusaha untuk menciptakan bisnis baru yang menghasilkan keuntungan.
2. Sumber daya
Selanjutnya, intrapreneur dapat bekerja dengan menggunakan seluruh sumber daya yang sudah tersedia di dalam perusahaan, sedangkan entrepreneur harus dapat mencari sumber daya secara mandiri dari luar seperti investor, dana pinjaman, atau crowdfunding.
3. Waktu dan biaya
Intrapreneur dapat menggunakan waktu dan biaya yang sudah tersedia oleh perusahaan, sedangkan entrepreneur harus dapat menanggung waktu dan biaya yang lebih tinggi karena mereka harus memulai bisnis mereka dari awal.
4. Risiko
Seorang intrapreneur mengambil risiko yang lebih rendah karena mereka sudah berada di dalam perusahaan yang mapan sementara entrepreneur harus dapat mengambil risiko yang lebih tinggi karena mereka harus memulai bisnis dari awal dan tidak ada jaminan bahwa bisnis mereka akan berhasil.
5. Tanggung jawab
Seorang intrapreneur bertanggung jawab kepada perusahaan dan harus menjalankan tugas dan tanggung jawab mereka sesuai dengan peraturan dan aturan perusahaan sedangkan entrepreneur memiliki kebebasan untuk mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas kesuksesan atau kegagalan bisnis mereka sendiri.
Baca juga: Kenali Ini Pengertian serta Perbedaan Wirausaha dan Wiraswasta
Keuntungan Menjadi Seorang Intrapreneur
Menjadi seorang intrapreneur bukan hanya memberikan manfaat bagi perusahaan tempat bekerja, tetapi juga dapat memberikan keuntungan bagi diri sendiri. Berikut beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dengan menjadi seorang intrapreneur.
1. Kesempatan untuk mengembangkan ide kreatif dan inovatif
Menjadi intrapreneur dapat memiliki kesempatan untuk mengembangkan ide-ide kreatif dan inovatif dalam lingkungan kerja yang stabil dan aman. Hal ini memberikan kebebasan untuk mengeksplorasi ide-ide baru yang dapat memperbaiki atau meningkatkan kinerja perusahaan, serta menciptakan solusi yang lebih efektif dan efisien.
2. Memperoleh pengalaman dan keterampilan baru
Memberikan kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan keterampilan baru. Anda dapat belajar dari pengalaman dalam mengelola proyek, memimpin tim, berkomunikasi dengan atasan dan kolega, dan masih banyak lagi. Dalam prosesnya, Anda akan belajar dari kesalahan dan sukses, sehingga dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan secara keseluruhan.
3. Memperluas jaringan dan relasi
Memperluas jaringan dan relasi juga menjadi keuntungan bagi seorang intrapreneur. Anda dapat berinteraksi dengan berbagai pihak dalam dan luar perusahaan, seperti klien, vendor, atau bahkan investor. Hal ini dapat memperluas kesempatan bisnis atau karir Anda kedepannya.
4. Mendapatkan peluang untuk meningkatkan karir
Selanjutnya, menjadi intrapreneur juga dapat memberikan peluang untuk meningkatkan karir. Dengan mengembangkan ide-ide inovatif dan kreatif, Anda dapat memperlihatkan kemampuan dan keahlian yang dimiliki. Ini dapat membuka peluang untuk memperoleh promosi, tanggung jawab yang lebih besar, atau bahkan kesempatan untuk mendirikan bisnis sendiri di masa depan.
Keuntungan Perusahaan Memiliki Seorang Intrapreneur
Keuntungan bagi perusahaan untuk memiliki seorang intrapreneur sangat signifikan, karena intrapreneur dapat membantu menciptakan budaya inovasi yang kuat di dalam perusahaan dan mendorong perusahaan untuk terus berkembang. Berikut adalah beberapa keuntungan bagi perusahaan yang memiliki seorang intrapreneur:
1. Meningkatkan inovasi dan efisiensi
Seorang intrapreneur dapat membantu perusahaan menciptakan ide-ide baru dan mengembangkan solusi inovatif yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Maka, dengan adanya intrapreneur, perusahaan dapat terus berinovasi dan meningkatkan efisiensi proses bisnisnya, yang pada gilirannya dapat meningkatkan keunggulan kompetitif perusahaan.
2. Meningkatkan kinerja karyawan
Keberadaan intrapreneur dalam perusahaan dapat memotivasi karyawan untuk berpikir lebih kreatif dan inovatif. Hal ini dapat membantu meningkatkan kinerja karyawan, karena mereka merasa memiliki dukungan untuk mencoba hal-hal baru dan meningkatkan keterampilan mereka.
3. Meningkatkan citra perusahaan
Perusahaan yang memiliki budaya inovasi yang kuat dan terus berkembang cenderung memiliki citra yang lebih baik di mata pelanggan dan pemangku kepentingan lainnya. Sebagai hasilnya, perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang lebih besar dan meningkatkan daya saingnya di pasar.
4. Meningkatkan atensi karyawan
Kemudian, seorang intrapreneur dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang menarik bagi karyawan yang ingin berkembang dan terus belajar. Dengan adanya intrapreneur, perusahaan dapat memberikan kesempatan kepada karyawan untuk terus meningkatkan keterampilan mereka dan bekerja pada proyek-proyek yang menarik dan menantang.
5. Meningkatkan kolaborasi dan jaringan bisnis
Intrapreneur cenderung memiliki kemampuan untuk berkolaborasi dan berinteraksi dengan berbagai tim dan departemen dalam perusahaan. Hal ini dapat membantu memperluas jaringan dan kemitraan bisnis perusahaan, sehingga perusahaan dapat memperoleh manfaat yang lebih besar dari kerja sama bisnis.
Contoh Intrapreneur pada Perusahaan Global
Intrapreneurship atau kewirausahaan korporat dapat menjadi suatu jalan untuk perusahaan global untuk terus berinovasi dan berkembang. Berikut adalah contoh-contoh intrapreneur pada perusahaan global yang berhasil melakukannya:
1. Paul Buchheit – Gmail
Paul Buchheit merupakan seorang insinyur software yang bergabung dengan Google pada tahun 1999. Dia menjadi salah satu pendiri Google dan berperan dalam pengembangan beberapa produk inovatif seperti Google AdSense, Google Maps, dan YouTube. Namun, ide untuk mengembangkan layanan email baru yang lebih baik dari yang ada pada saat itu datang dari Buchheit sendiri. Ide itu menghasilkan Gmail, layanan email berbasis web yang sukses besar hingga saat ini.
Beliau menggunakan pengalaman dan keahliannya di bidang teknologi untuk mengembangkan Gmail. Selain itu, beliau juga melibatkan timnya dan mengambil saran dan masukan dari rekan kerjanya dalam mengembangkan produk ini. Hal ini memperlihatkan bahwa bridging antar departemen dan tim yang berbeda dapat membantu dalam menciptakan produk yang lebih baik.
2. Ken Kutaragi – PlayStation
Beliau merupakan seorang insinyur elektronik asal Jepang yang bekerja di Sony Corporation sejak tahun 1975. Kutaragi memimpin pengembangan teknologi audio dan video di perusahaan ini. Namun, pada tahun 1980-an, ketika Kutaragi melihat potensi pasar game yang besar, beliau memutuskan untuk mengembangkan konsol game baru yang lebih baik dari yang ada saat itu. Setelah itu, dalam waktu dua tahun, Kutaragi berhasil mengembangkan PlayStation yang menjadi salah satu konsol game terlaris sepanjang masa.
3. Anjali Sud – Vimeo
Beliau merupakan seorang pengusaha wanita asal Amerika Serikat yang menjabat sebagai CEO Vimeo. Vimeo merupakan platform video berbasis web yang digunakan oleh para pembuat film dan videographer. Selanjutnya, Sud bergabung dengan Vimeo pada tahun 2014 dan mulai mengembangkan layanan baru yang lebih fokus pada kreator konten video. Kemudian, Sud mengembangkan berbagai fitur baru seperti distribusi video yang lebih luas, integrasi dengan platform media sosial, dan berbagai alat editing video.
Proses Intrapreneur
Proses ini membutuhkan kemampuan untuk mengembangkan ide kreatif, memperkenalkan perubahan, dan bekerja sama dengan tim di berbagai departemen. Berikut adalah beberapa tahap proses intrapreneurship yang bisa karyawan perusahaan ikuti:
1. Pencarian ide
Anda harus menemukan ide-ide baru dan kreatif yang dapat membantu meningkatkan produk atau layanan perusahaan. Mereka dapat melakukan hal ini dengan mengikuti tren industri, membaca publikasi terkait, atau memperhatikan kebutuhan pelanggan. Selain itu, Anda juga dapat mengevaluasi produk atau layanan yang ada dan mencari cara untuk memperbaikinya.
2. Validasi
Setelah ide-ide ditemukan, Anda harus memvalidasi ide tersebut. Anda harus memastikan bahwa ide tersebut memenuhi kebutuhan pelanggan dan memperbaiki masalah yang ada. Selain itu, perlu proses evaluasi apakah ide tersebut layak secara finansial dan apakah perusahaan dapat mengambil risiko dalam mengembangkan ide tersebut.
3. Pengembangan
Tahap selanjutnya adalah pengembangan ide. Anda harus merencanakan cara untuk mengembangkan ide tersebut menjadi produk atau layanan yang nyata. Hal ini meliputi menentukan sumber daya yang dibutuhkan, mengembangkan rencana bisnis, dan merencanakan waktu peluncuran.
4. Implementasi
Selanjutnya, Anda dapat melaksanakan rencana bisnis dan memulai produksi. Hal ini meliputi melakukan riset lebih lanjut, mengembangkan prototipe, dan memperbaiki produk atau layanan berdasarkan umpan balik dari pelanggan atau tim internal.
5. Pemasaran
Tahap terakhir dalam proses intrapreneurship adalah pemasaran. Setelah produk atau layanan baru diluncurkan, Anda dapat memasarkannya kepada pelanggan potensial. Kemudian, hal ini meliputi memperkenalkan produk atau layanan baru kepada pelanggan yang sudah ada, atau mempromosikan produk atau layanan baru melalui media sosial dan kampanye pemasaran.
Kesimpulan
Intrapreneurship adalah sebuah konsep yang penting dalam strategi bisnis modern. Dalam lingkungan bisnis yang terus berubah dan berkembang pesat, inovasi dan kreativitas menjadi kunci untuk tetap bersaing di pasar. Kemudian, intrapreneurship memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan ide-ide yang dimiliki oleh karyawan yang paling berbakat dan kreatif.Â
Selain itu, dengan adanya intrapreneurship dapat memungkinkan perusahaan untuk memperkenalkan produk atau layanan baru atau memperbaiki produk atau layanan yang ada, dengan mengambil risiko dan kebebasan untuk berinovasi. Dengan begitu, perusahaan dapat mengoptimalkan sumber daya alam mengembangkan bisnisnya sehingga dapat memperluas pangsa pasar. Konsep Intrapreneurship merupakan hal yang penting, begitu juga dengan software ERP sebagai penunjang dalam menjalankan bisnis modern. Dapatkan demo gratis software ERP untuk perusahaan Anda sekarang.